Kitab Suci Jati Sunda yang dinamakan Layang Salaka Domas yang diartikan
secara "mudah" adalah "Kitab Suci Delapan Ratus Ayat" yang terdiri dari:
2. Sambawa ( dewasa sampai tua );
3. Winasa ( kematian serta kehidupan di alam hyang ).
3. Winasa ( kematian serta kehidupan di alam hyang ).
jadi Kitab Jati Sunda itu bukan 1 tapi 3 tapi bukan berarti ada 3.
Pada jamannya, isi ketiga Kitab Suci tadi selalu dibaca pada malam yang
hening, penuh ketenteraman yaitu pada puncak upacara Kuwera Bakti di
Balay Pamunjungan Kihara Hyang, beratapkan langit malam diterangi cahaya
Damar Sewu, berbaur dengan cahaya bulan purnama sedang mengembang,
dipimpin oleh Brahmesta Pendeta Agung Nagara.
Keesokan harinya ketiganya diarak di dalam "Jampana Niskala Wastu"
berkeliling di halaman Balay Pamunjungan lalu ke kompleks Pakwan
Pajajaran sampai ke Jero Kuta. Pada saat seperti itu Rakyat Sunda
berbondong-bondong datang dari seluruh penjuru tanah Sunda untuk
menyaksikan upacara tersebut.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Pikukuh Agama Sunda Pajajaran diserat dina Layang Sambawa, Sambada,
Winasa anu serat ku Parabu Reusi Wisnu Brata, nya Inyana anu tukang tapa
ti ngogorana. Inyana anu seunyana ngagalurkeun jadi kabehan pada ngarti
Agama anu kiwari disarebut Agama Sunda Pajajaran tea. Agama anu hanteu
ngabeda-bedakeun boro-boro ngagogoreng ngahahawuran Agama sejen.
Lantaran euweuh Agama anu hanteu hade, anu hanteu hade mah lain Agama
tapi metakeun Agama jeung laku lampah arinyana anu areumbung ngararti
hartina "Ahad" teh Nunggal nu ngan Sahiji-hijina ngan Sahiji bae"
Artinya: "Ajaran-ajaran Agama Sunda Pajajaran dituliskan dalam Kitab Suci
Sambawa, Sambada, Winasa yang dituliskan oleh Prabu Resi Wisnu Brata,
Dia lah yang suka bertapa dari semenjak muda, Dia pula yang mengajak
semua jadi mengerti Agama yang sekarang disebut Agama Sunda Pajajaran
yakni Agama yang tidak membeda-bedakan bahkan yang tidak
menjelek-jelekan memusuhi Agama lain.
Sebab tidak ada Agama yang jelek,
yang jelek itu bukan Agama tapi cara mengamalkan Agama dan kelakuan
mereka yang tidak mau mengerti apa makna "Ahad" itu berarti Tunggal yang
benar-benar hanya Satu hanya Satu-satunya"
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tokoh yang pertama menyebarkan Ajaran Jati Sunda yang pertama, yang
namanya Mundi Ing Laya Hadi Kusumah setelah Dia mendapatkannya dari
Jagat Jabaning Langit.
Mundi Ing Laya Hadi Kusumah yang berarti
Seseorang yang telah mampu menqusung tinggi tentang kematian, setara
indahnya bunga, yang juga juga berarti seseorang yang telah mampu
menguasai hawa nafsunya seraya meninggalkan ihwal keduniawian, nama ini
identik dengan “Utusan Sang Khalik”.
Dapat masuk ke Jagat Jabaning
Langit suatu Jagat diluar Alam semesta bersimpuh keharibaan Sang Hiyang
Tunggal, tentu bukan manusia sembarangan.
Jagat Jabaning Langit adalah
Mandala Agung atau dalam Istilah Al Qur’an adalah Sidratul Muntaha
tempat bersemayamnya Sang Rumuhung Nu Maha Agung, Sang Hiyang Tunggal.
Dalam keadaan Tunggalnya, Sang Hiyang Rumuhung Nu Ngersakeun dibantu
oleh para Sang Hiyang seperti Sang Hiyang Wenang , Sang Hiyang Wening,
Sang Hiyang Guru Tunggal ( Guriang Tunggal ), Sang Hiyang Kala, Sang
Hiyang Guru Bumi, Sang Hiyang Sri Rumbiang Jati, Sunan Ambu dan para
Sang Hiyang lainnya sesuai tugas dan wewenang masing-masing dalam
mengatur Jagat.
Sang Hiyang yang menempa kepasrahan dalam perjalanan
kehidupan manusia adalah Sang Hiyang Kala atau biasa disebut Dewa
papasten ( Dewa Kepastian ) yang menguasai kewenangan waktu.
Orang Sunda
nu Nyunda demikian yakin perjalanan hidupnya dikendalikan
ketentuan-ketentuan waktu yang di istilah kan Papasten tadi.
Wallahu'alam bissawab (والله أعلمُ بالـصـواب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar